kisah cinta Faizan dari Pakistan
Kisah Cinta Sedih Faizan Dgn Seorang Gadis Arab Saudi
Namaku Faizan, aku dari Pakistan, ini adalah kisah nyata antara aku dan Hana yang terjalin di Internet.
Aku bertemu dengan seorang gadis di sebuah situs bahasa yang menyediakan
layanan mengobrol melalui suara secara online. Aku selalu menggunakan
layanan komunikasi ini hingga suatu hari aku menemukan Hana yang tinggal
di Arab Saudi. Aku bicara dengannya tidak lama kemudian dan memberikan
aku id skype yang menandai keintiman obrolan kami berdua di dunia maya.
Aku bicara dengannya hari itu selama satu jam. Ketika itu sudah larut
malam di tempat dimana aku tinggal jadi aku tidak bisa bicara dengannya
terlalu lama. Hari berikutnya dia online dan mengatakan kalau aku
seharusnya jadi kakaknya. Aku terkejut mendengarnya dan dia mengatakan
aku akan jatuh cinta jika aku terlalu sering bicara dengannya meski
kapasitasnya hanya di dunia maya. Mendengar pendapat Hana itu, aku
berbohong padanya bahwa aku sedang jatuh cinta dengan seseorang di sini.
Sulit bagi masyarakat non muslim untuk memahami situasi ini tapi tidak
dengan masyarakat muslim seperti di Arab Saudi dimana para gadis tidak
boleh bicara dengan para pria yang menjawab mengapa dia mengatakan hal
seperti itu.
Setelah hari itu aku sangat marah karena aku
sedang punya banyak masalah. Dia bertanya kenapa aku marah-marah, aku
bilang saja kalau aku sedang punya banyak masalah kemudian dia mencoba
untuk meyakinkan aku bahwa semuanya akan baik-baik saja, dia akan berdoa
untukku dan tanpa aku sadari Hana menyatakan cintanya padaku. Aku syok
dan terkejut mendengarnya. Budaya Arab Saudi sangat berbeda dengan
budaya dari belahan benua lain seperti di Eropa dan Asia.
Aku
bertanya kenapa dia mencintaiku dan dia menjawab dia tidak tahu
kemudian menghilang begitu saja selama beberapa hari. Hana jarang muncul
dalam pikiran dan mimpiku tapi ketika dia online kembali aku mulai
merasakan sesuatu.
Aku menanyakan seputar foto yang
dia kirim ke aku beberapa hari yang lalu, yang hanya menampilkan
matanya, aku bilang kenapa fotonya seperti itu dan aku hanya menerima
jawaban bahwa ia tidak bisa menunjukkan foto wajah yang sesungguhnya ke
aku. Di Arab Saudi para wanita selalu memakai cadar dimana kalian hanya
bisa melihat mata mereka.
Jadi aku bilang aja ke dia kalau
itu bukan masalah dan dia menunjukkan sejumlah foto-foto kamar dan
rumahnya, hidupnya seperti seorang ratu yang kaya raya dan menyenangkan.
Aku selalu memimpikan seorang
ratu akan datang padaku dan situasi ini mirip dengan kehidupan Hana.
Tampaknya aku telah menemukan ratu itu dalam hidupku. Kemudian aku
memberikan dia nomor hpku dan kami mulai mengobrol. Dia sering
menelponku tetapi aku tidak bisa menelpon balik karena biaya komunikasi
yang terlalu mahal.
Ketika aku menulis sebuah pesan
untuk Hana, aku tiba-tiba menerima pesan yang menggambarkan perasaan
kecewa Hana bahwa aku ini tidak mencintainya.
Aku tidak yakin dengan apa yang sedang aku tulis dan apakah aku mencintainya tapi dia mulai menangis melalui Skype-
dan aku bahkan bisa mendengar suaranya. Aku mencoba untuk menenangkan dia tapi dia hanya membisu dan kemudian mematikan mic.
Sesuatu yang salah terjadi pada
diriku ketika aku mulai bermimpi menikahi seorang gadis yang memakai
cadar dan namanya Hana. Aku menceritakan mimpiku itu dan Hana pun
mengalami hal yang sama. Aku memaksa dia untuk memberitahukan aku
mempinya dan dia mencerikan apa yang dia rasakan tentang aku.
Setelah itu Aku mulai berpikir
bahwa aku sedang jatuh cinta padanya karena kerjaku hanya miscall dia
dan setelah itu dia menelpon dan mulai bicara mendengarkan suaranya.
Suatu hari dia bilang ke aku orang tuanya ingin menikahkan dia dengan sepupunya.
Dia menangis dengan situasi tersebut sambil mengutarakan isi hatinya bahwa Hana ingin menikah denganku.
Aku mulai dihampiri rasa takut
yang luar biasa, dia akan segera meninggalkan aku sendirian. Aku sendiri
belum yakin akan perasaanku dan terus meyakinkan Hana bahwa kami akan
menikah suatu hari nanti meski aku sadari ini sulit terjadi mengingat
aku tinggal di Pakistan sementara Hana di Arab Saudi.
Di hari yang sama aku memaksa dia
untuk mengirimkan aku foto dia yang sesungguhnya tanpa mengenakan cadar
tapi dia menolak dan memberitahukan aku kalau sepupu dan orang tuanya
akan datang melamar pada pukul 4 sore.
Sejak pagi itu aku bilang ke dia
kalau aku hanya akan mengirim pesan tertulis dan tidak mau bicara tapi
aku ternyata tidak dihiraukan dan malahan Hana menjawab kalau itu
bukanlah masalah baginya. Ketika aku sedang menulis pesan untuk Hana,
aku menerima sebuah pesan yang mengatakan kalau dia harus pergi dan di
akhir dia juga bilang kalau dia berdoa untukku yang ada di sini.
Hana tiba-tiba menelpon hanya
untuk mendengar suaraku dan menutup teleponnya dimana setelah itu aku
pergi tidur. Ketika aku bangun aku melihat sebuah pesan yang ditulis
dalam bahasa Arab kemudian aku dapat lagi pesan dalam bahasa arab yang
lain. Aku menanyakan arti pesan tersebut kepada teman-teman di internet
dan mereka mengatakan bahwa itu adalah pesan dari ibunya yang sedang
memaki-maki aku.
Aku syok, apa yang sedang terjadi
padaku dan Hana. Kemudian aku menerima sebuah email dari seorang teman
Hana yang mengatakan bahwa Hana sedang dikurung di sebuah kamar karena
menolak untuk menikahi sepupunya dan dia tidak bisa menghubungi aku lagi
karena ibunya membaca seluruh pesan yang aku kirim padanya. Teman Hana
menyarankan aku untuk melupakan Hana dan dia akan mengatakan pada Hana
bahwa aku akan melupakannya karena aku mencintainya. Tetapi aku
membalasnya aku tidak akan pernah melupakan Hana.
Setelah hari itu Hana meneleponku
dan mengatakan ibunya sedang di kamar mandi. Dia menggunakan hp untuk
menelepon dan menceritakan kodisinya yang sedang sakit. Ibunya datang
dari Mecca dan dia sedang di Abha kota yang lain.
Setelah aku menerima email
darinya dia akan pergi ke Mecca dan dia akan menghubungi aku dari sana
dan mengatakan dia hanya akan menikah denganku diluar dari pada itu dia
akan mati. Setelah beberapa hari kemudian temannya mengirim email bahwa
Hana telah menikah dan dia sedang di Jeddah-
karena ibunya berbohong padanya
dan membawanya ke Jeddah dan dia menikah sekarang. Hari berikutnya aku
mendapat informasi kalau suami Hana memukulnya karena Hana tidak ingin
disentuh dan sedang dirawat di rumah sakit University Hospital Jeddah
dalam keadaan sedang koma.
Aku hanya bisa berdoa untuknya
dan beberapa hari kemudian teman Hana mengatakan mata Hana sudah terbuka
dan dia akan baik-baik saja segera. Tapi hari berikutnya, tepatnya pada
malam hari aku mendapat sebuah pesan dari HP Hana yang ditulis dalam
bahasa Arab.
Aku menanyakan arti pesan
tersebut kepada beberapa orang di internet dan mereka mengatakan bahwa
isi pesan tersebut adalah Hana sudah meninggal.
Aku mengirim email balasan ke
teman Hana dan dia mengatakan hal yang sama kalau Hana sudah meninggal.
Aku memaksa dia untuk memberi tahu aku nama rumah sakitnya. Dia memberi
tahukan aku dan aku menelpon ke sana tapi pihak rumah sakit mengatakan
mereka tidak punya pasien bernama Hana.
Aku
menanyakan kenapa tidak ada nama Hana di rumah sakit itu dia bilang ini
adalah perilaku kekerasan dan suami Hana dipenjara karena itu pihak
rumah sakit menyembunyikan identitas Hana. Setelah itu aku selalu berdoa
kepada Tuhan tetapi Hana tidak pernah lagi menghubungiku.
Aku
masih belum yakin apakah aku mencintainya atau tidak tetapi aku selalu
menangis saat-saat aku berpikir bahwa aku telah membunuh Hana jika benar
Hana mati hanya karena dia mencintaiku. Aku selalu bertanya ke
orang-orang Arab apakah di antara mereka ada yang mengenal seorang yang
bernama Hana tetapi mereka semua menjawab tidak tahu.
0 komentar: